Pac gp.ANSOR Cipatat Slideshow: PAC’s trip to Bandung, Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Bandung slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.

Jumat, 23 September 2011

FUNGSI dan TUGAS BANSER

FUNGSI BARISAN ANSOR SERBA GUNA ( BANSER )
1. Fungsi Kaderisasi, merupakan kader yang terlatih, tanggap terampil dan berdaya guna untuk pengembangan kaderisasi di lingkungan Gerakan Pemuda Ansor.
2. Fungsi Dinamisator, merupakan bagian organisasi yang berfungsi sebagai pelopor penggerak program-program Gerakan Pemuda Ansor.
3. Fungsi Stabilisator, sebagai perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai pengaman program-program kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan Nahdlatul Ulama.
4. Fungsi Katalisator, sebagai perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai perekat hubungan silaturrohim dan menumbuhkan rasa solidaritas sesama anggota Banser, anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Nahdlatul Ulama serta masyarakat.
TUGAS BARISAN ANSOR SERBA GUNA ( BANSER )
1. Merencanakan, mempersiapkan dan mengamalkan cita-cita perjuangan Gerakan Pemuda Ansor serta menyelamatkan dan mengembangkan hasil-hasil perjuangan yang telah dicapai.
2. Melaksanakan program kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan serta program pembangunan yang berbentuk rintisan dan partisipasi.
3. Menciptakan terselenggaranya keamanan dan ketertiban di lingkungan Gerakan Pemuda Ansor dan lingkungan sekitarnya melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
4. Menumbuhkan terwujudnya semangat pengabdian, kebersamaan, solidaritas dan silaturrohim sesama anggota Banser dan Gerakan Pemuda Ansor.
TANGGUNG JAWAB BARISAN ANSOR SERBA GUNA ( BANSER )
1. Menjaga, memelihara, menjamin kelangsungan hidup serta kejayaan Gerakan Pemuda Ansor dan jamiyah Nahdlatul Ulama.
2. Berpartisipasi aktif melakukan pengamanan dan ketertiban terhadap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Banser, Gerakan Pemuda Ansor, Jamiyah Nahdlatul Ulama serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya yang tidak bertentangan dengan perjuangan Nahdlatul Ulama.
3. Bersama dengan kekuatan Bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam ikut menciptakan keutuhan NKRI.

Baca selengkapnya......

Selasa, 30 Agustus 2011

Muhammadiyah Terbelenggu Wujudul Hilal: Metode Lama yang Mematikan Tajdid Hisab

oleh Pesantren Virtual pada 29 Agustus 2011 jam 15:10

Oleh: Thomas Djamaluddin

Profesor Riset Astronomi -Astrofisika, LAPAN

Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementeria Agama RI



Perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha sering terjadi di Indonesia. Penyebab utama BUKAN

perbedaan metode hisab (perhitungan ) dan rukyat (pengamatan) , tetapi pada perbedaan

kriterianya. Kalau mau lebih spesifik merujuk akar masalah, sumber masalah utama adalah

Muhammadiyah yang masih kukuh menggunakan hisab wujudul hilal. Bila posisi bulan sudah

positif di atas ufuk, tetapi ketinggiannya masih sekitar batas kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat,

batas kemungkinan untuk diamati) atau lebih rendah lagi, dapat dipastikan terjadi perbedaan.


Perbedaan terakhir kita alami pada Idul Fitri 1327 H/2006 M dan 1428 H/2007 H serta Idul Adha

1431/2010 . Idul Fitri 1432/ 2011 tahun ini juga hampir dipastikan terjadi perbedaan. Kalau kriteria

Muhammadiyah tidak diubah, dapat dipastikan awal Ramadhan 1433/2012 , 1434/ 2013, dan

1435/2014 juga akan beda. Masyarakat dibuat bingung, tetapi hanya disodori solusi sementara,

“mari kita saling menghormati” . Adakah solusi permanennya? Ada, Muhammadiyah bersama

ormas-ormas Islam harus bersepakati untuk mengubah kriterianya.



Mengapa perbedaan itu pasti terjadi ketika bulan pada posisi yang sangat rendah, tetapi sudah

positif di atas ufuk? Kita ambil kasus penentuan Idul Fitri 1432/ 2011. Pada saat maghrib 29

Ramadhan 1432/29 Agustus 2011 tinggi bulan di seluruh Indonesia hanya sekitar 2 derajat atau

kurang, tetapi sudah positif. Perlu diketahui, kemampuan hisab sudah dimiliki semua ormas

Islam secara merata, termasuk NU dan Persis, sehingga data hisab seperti itu sudah diketahui

umum. Dengan perangkat astronomi yang mudah didapat, siapa pun kini bisa menghisabnya.

Dengan posisi bulan seperti itu, Muhammadiyah sejak awal sudah mengumumkan Idul Fitri

jatuh pada 30 Agustus 2011 karena bulan (“hilal”) sudah wujud di atas ufuk saat maghrib 29

Agustus 2011. Tetapi Ormas lain yang mengamalkan hisab juga, yaitu Persis (Persatuan Islam),

mengumumkan Idul Fitri jatuh pada 31 Agustus 2011 karena mendasarkan pada kriteria imkan

rukyat (kemungkinan untuk rukyat) yang pada saat maghrib 29 Agustus 2011 bulan masih terlalu

rendah untuk bisa memunculkan hilal yang teramati. NU yang mendasarkan pada rukyat masih

menunggu hasil rukyat. Tetapi, dalam beberapa kejadian sebelumnya seperti 1427/ 2006 dan

1428/2007 , laporan kesaksian hilal pada saat bulan sangat rendah sering kali ditolak karena

tidak mungkin ada rukyat dan seringkali pengamat ternyata keliru menunjukkan arah hilal .

Jadi, selama Muhammadiyah masih bersikukuh dengan kriteria wujudul hilalnya, kita selalu

dihantui adanya perbedaan hari raya dan awal Ramadhan. Seperti apa sesungguhnya hisab

wujudul hilal itu? Banyak kalangan di intern Muhammadiyah mengagungkannya, seolah itu

sebagai simbol keunggulan hisab mereka yang mereka yakini, terutama ketika dibandingkan

dengan metode rukyat. Tentu saja mereka anggota fanatik Muhammadiyah, tetapi

sesungguhnya tidak faham ilmu hisab, seolah hisab itu hanya dengan kriteria wujudul hilal.

Oktober 2003 lalu saya diundang Muhammadiyah sebagai narasumber pada Munas Tarjih ke- 26

di Padang. Saya diminta memaparkan “Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla’ Wilayatul

Hukmi”. Saya katakan wujudul hilal hanya ada dalam teori, tidak mungkin bisa teramati. Pada

kesempatan lain saya sering mangatakan teori/kriteria wujudul hilal tidak punya landasan kuat

dari segi syar’i dan astronomisnya. Dari segi syar’ i, tafsir yang merujuk pada QS Yasin 39-40

terkesan dipaksakan (rincinya silakan baca blog saya http:/ /tdjamaluddin. wordpress.com /2011/ 07/28/ hisab- dan-rukyat -setara -astronomi- menguak-isyarat-lengkap- dalam-al -quran-tentang -penentuan- awal-ramadhan- syawal-dan -dzulhijjah/ ). Dari segi astronomi, kriteria wujudul hilal adalah kriteria usang yang sudah lama ditinggalkan di kalangan ahli falak.



Kita ketahui, metode penentuan kalender yang paling kuno adalah hisab urfi (hanya

berdasarkan periodik, 30 dan 29 hari berubalang-ulang, yang kini digunakan oleh beberapa

kelompok kecil di Sumatera Barat dan Jawa Timur, yang hasilnya berbeda dengan metode hisab

atau rukyat modern) . Lalu berkembang hisab imkan rukyat (visibilitas hilal, menghitung

kemungkinan hilal teramati), tetapi masih menggunakan hisab taqribi (pendekatan ) yang

akurasinya masih rendah. Muhammadiyah pun sempat menggunakannya pada awal sejarahnya.

Kemudian untuk menghindari kerumitan imkan rukyat, digunakan hisab ijtimak qablal ghurub

(konjungsi sebelum matahari terbenam) dan hisab wujudul hilal (hilal wujud di atas ufuk yang

ditandai bulan terbenam lebih lambat daripada matahari). Kini kriteria ijtimak qablal ghurub dan

wujudul hilal mulai ditinggalkan, kecuali oleh beberapa kelompok atau negara yang masih kurang

keterlibatan ahli hisabnya, seperti oleh Arab Saudi untuk kalender Ummul Quro-nya . Kini para

pembuat kalender cenderung menggunakan kriteria imkan rukyat karena bisa dibandingkan

dengan hasil rukyat. Perhitungan imkan rukyat kini sangat mudah dilakukan, terbantu dengan

perkembangan perangkat lunak astronomi. Informasi imkanrur rukyat atau visibilitas hilal juga

sangat mudah diakses secara online di internet.



Muhammdiyah yang tampaknya terlalu ketat menjauhi rukyat terjebak pada kejumudan

(kebekuan pemikiran) dalam ilmu falak atau astronomi terkait penentuan sistem kelendernya.

Mereka cukup puas dengan wujudul hilal , kriteria lama yang secara astronomi dapat dianggap

usang. Mereka mematikan tajdid (pembaharuan ) yang sebenarnya menjadi nama lembaga think

tank mereka, Majelis Tarjih dan Tajdid. Sayang sekali. Sementara ormas Islam lain terus

berubah. NU yang pada awalnya cenderung melarang rukyat dengan alat, termasuk kacamata,

kini sudah melengkapi diri dengan perangkat lunak astronomi dan teleskop canggih. Mungkin

jumlah ahli hisab di NU jauh lebih banyak daripada di Muhammadiyah, walau mereka pengamal

rukyat. Sementara Persis (Persatuan Islam), ormas “kecil” yang sangat aktif dengan Dewan

Hisab Rukyat-nya berani beberapa kali mengubah kriteria hisabnya. Padahal, Persis kadang

mengidentikan sebagai “saudara kembar” Muhammadiyah karena memang mengandalkan

hisab, tanpa menunggu hasil rukyat. Persis beberapa kali mengubah kriterianya, dari ijtimak

qablal ghrub , imkan rukyat 2 derajat, wujudul hilal di seluruh wilayah Indonesia, sampai imkan

rukyat astronomis yang diterapkan.



Demi penyatuan ummat melalui kalender hijriyah, memang saya sering mengkritisi praktek hisab

rukyat di NU , Muhammadiyah, dan Persis. NU dan Persis sangat terbuka terhadap perubahan.

Muhammadiyah cenderung resisten dan defensif dalam hal metode hisabnya. Pendapatnya

tampak merata dikalangan anggota Muhammadiyah, seolah hisab itu hanya dengan kriteria

wujudul hilal. Itu sudah menjadi keyakinan mereka yang katanya sulit diubah. Gerakan tajdid

(pembaharuan ) dalam ilmu hisab dimatikannya sendiri. Ketika diajak membahas kriteria imkan

rukyat, tampak apriori seolah itu bagian dari rukyat yang terkesan dihindari.



Lalu mau kemana Muhammadiyah? Kita berharap Muhammadiyah, sebagai ormas besar yang

modern, mau berubah demi penyatuan Ummat. Tetapi juga sama pentingnya adalah demi

kemajuan Muhammadiyah sendiri, jangan sampai muncul kesan di komunitas astronomi

“Organisasi Islam modern, tetapi kriteria kelendernya usang” . Semoga Muhammadiyah mau

berubah!
Sumber: Pesantren Virtual

Baca selengkapnya......

POSKO MUDIK BANSER CIPATAT







Baca selengkapnya......

Senin, 04 Juli 2011

KH. ZAENUDDIN MZ MENINGGAL DUNIA

Dai kondang, Zainuddin MZ meninggal dunia, Selasa, 5 Juli 2011. Zainuddin yang juga dikenal dengan Da'i sejuta umat itu meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta.

"Beliau meninggal jam 10.15 WIB tadi di RSPP," kata kerabat Zainuddin, KH Mahdi saat dihubungi VIVAnews.com. Menurut Mahdi, Zainuddin masuk rumah sakit sejak kemarin. "Masuk kemarin malam sepulang dari luar kota," kata dia.

Zainuddin, sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit.VIVAnews - "Sampai rumah keluarga langsung bawa ke RSPP karena pingsan," kata Mahdi. Menurut dia, Zainuddin menderita beberapa penyakit. "Beliau, sakit gula darahnya kambuh, naik. Jantungnya juga kambuh," kata dia.

Zainuddin Muhammad Zein begitu nama lengkapnya lahir di Jakarta tanggal 2 Maret 1951. Dia menyelesaikan semua sekolahnya di Jakarta dan menyelesaikan strata satu di Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dia mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Ceramah agamanya diminati banyak orang. Baik yang mendengar langsung pada setiap acara ceramah, maupun lewat radio dan televisi. Sukses dengan ceramah agama itu, Zainuddin dijuluki dai sejuta umat.

Belakangan dia mencoba peruntungan lain di jalur politik. Masuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia menjadi juru kampanye partai itu. Gaya dan pilihan katanya memikat banyak orang. Bersama raja dangdut Rhoma Irama, Zainuddin berkeliling daerah. Hasilnya cukup memuaskan.

Partai itu kemudian terlibat friksi, Zainuddin ikut menggalang kekuatan PPP Reformasi, yang belakangan menjelma menjadi Partai Bintang Reformasi. Dia bahkan sempat menjadi ketua umum partai itu. Belakangan terjadi friksi ketika ada pergantian ketua umum. Zainuddin pamit dari politik dan kembali memberi ceramah agama.

Keterlibatan Zainuddin dalam politik itu, tidak terlepas dari pengaruh Kyai Haji Idham Chalid. Zainuddin lama belajar di pesantren milik Idham Khalid yang menjadi salah seorang deklarator PPP itu.




• VIVAnews

Baca selengkapnya......

Minggu, 03 Juli 2011

Susunan Pengurus GP.ANSOR Ranting Rajamandala


SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN RANTING GERAKAN PEMUDA ANSOR
RANTING DESA RAJAMANDALA KEC. CIPATAT KAB. BANDUNG BARAT

Ketua              : Anwar Hutomi
Wakil Ketua    : Ust. Yayat Assyuaebi
Sekretaris        : Muhidin
Wk Sekretaris : Asep Suherman
Bendahara       : Irfani Lukman
Banser             : Wawan Maulana
Anggota           : 1. M. Adrian
                          2. M. Yusuf
                          3. Doni Kustandi

Baca selengkapnya......

Kamis, 30 Juni 2011

PAC ANSOR CIPATAT TUAN RUMAH DIKLATSAR BANSER SATKORCAB KAB. BANDUNG BARAT

PAC Ansor Cipatat dipercaya menjadi tuan rumah Diklatsar Banser Satkorcab Kab. Bandung Barat yang sudah dilaksanakan pada tanggal 25 – 26 Juni 2011 lalu yang bertempat di Pondok Pesantren Tembongsari yang diikuti oleh 550 Peserta utusan dari PAC GP. Ansor se- Kabupaten Bandung Barat yang alhamdulilah bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun.
Diklatsar Banser Satkorcab Bandung Barat ini diawali dengan






upacara pembukaan yang dipimpin oleh sahabat Acep Agus Janjani, S.Ag (Danlat Satkorcab) dan sahabat H.Ali Kurniawan, MM (Ketua PC Ansor Bandung Barat) bertindak selaku Inspektur Upacara yang disaksikan langsung oleh Bapak Bupati Bandung Barat bapak H. Abubakar, M.Si.,Muspika Kecamatan Cipatat, Pengurus PC NU Bandung Barat, Ketua MWC NU se-Bandung Barat serta dari pengurus OKP yang lain.


Sementara itu Bupati Bandung Barat (Abu bakar) didampingi para pengurus Cabang NU dan ANSOR yang hadir pada pembukaan Diklatsar tersebut menyampaikan arahan agar para pemuda hendaknya memiliki kecakapan fisik dan mental yang kuat demi mewujudkan pembangunan Nasional pada Umumnya dan Bandung barat pada khususnya, serta dimohon kegiatan yang fositif seperti ini jangan terputus hanya satu kali saja melainkan harus terprogram dan berkesinambungan.


Selama Diklat berlangsung, seluruh peserta diberi materi, Ke-Aswaja-an, Ke- NU-an, Ke-Ansor-an, Ke-Banser-an, Kebangsaan, Beladiri, Dinamika Kelompok, dan Peraturan Baris berbaris.

Selama Diklat berlangsung didampingi dari SATKORNAS BANSER dan dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat GP.Ansor beserta jajarannya
550 personil dari bandung barat tengah digembleng guna persiapan apel Banser tersebut yang akan bergabung dengan banser lainnya se Indonesia, menurut informasi dari satkornas untuk daerah JABODETABEK dan Lampung insya Allah akan menurunkan anggota bansernya sebanyak 40.000 personil.
Acara penutupan diawali dengan Tausiyah dan ijajah langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Burhanurromli Tembongsari (KH.Mufti Hasbulloh) yang juga merupakan Wakil Rois PC NU Bandung Barat dan diakhiri dengan pemberian sertifikat Diklatsar Banser kepada seluruh peserta.

Baca selengkapnya......

Jumat, 20 Mei 2011

Susunan Pengurus GP.ANSOR Ranting Mandalawangi


SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN RANTING GERAKAN PEMUDA ANSOR
DESA MANDALAWANGI KEC. CIPATAT KAB. BANDUNG BARAT

Ketua                    :  Lili Setia P, S.Pd
Wakil Ketua          :  Saepul Yusuf
Sekretaris              :  Nurzaman
Wk Sekretaris       :  Lukman Fitriyatna
Bendahara            :  Tangkas Pangartian
Banser                  :  Syarif
Anggota                :     1.  Agus Suryadi
                                   2.  Deden
                                   3.  Cecep Tantan
                                   4.  Syarif

Baca selengkapnya......